Namanya aja lagi membahas jaman edan,
dimana-mana ya isinya edan semua.
Mengulang ungkapan mbah Ronggo Warsito
pada minggu lalu, jamane jaman edan ra edan ra keduman” mungkin
terjemah leksikalnya “Jamannya jaman gila nggak gila nggak
kebagian” atau mungkin orang banyumasannya mengatakan “ jamane
jaman gemblung ra gemblung ya ra kuman”.
Ya itulah adanya jaman sekarang ini,
tapi ya kita harus ingat, se beruntung-beruntungnya orang yaitu
mereka yang ingat dan waspada “ se begja-begjaning tiang, kang
eling lan waspodo”,. memangsih kalau dengar sepintas pingin
mengatakan “ ngomong itu mudah, tapi melakukannya sulit”. Tapi
apakah ia, allah akan memberikan cobaan yang diluar kemampuan kita? .
Jadi, jangan pernah mengatakan ini tak
mungkin. bukankah manusia ditakdirkan memiliki sifat ikhtiar? Yang
memungkinkan kejadian acak, antara ia dan tidak, so itulah ada
beberapa kuasa allah yang di berikan manusia untuk memilih, memilih
untuk menjadi baik ataukah hanya diam membatu, menjadi sampah hidup
yang berjalan dimuka bumi ini.
Jika dirimu mengatakan “itu berat”,
ketahuilah sesungguhnya dalam mengggapai tujuan mulia kita harus
melewati segala rintangan yang ada, atau dalam bahasa kawinya “
laksitaning subroto tan nyipto marang pringgobayaning lampah”,
tapi sesulit apapun kita akan tetap mampu melewatinya, ya tentu
dengan catatan, kita harus mau “ meper hardaning panca ndria”
yang artinya menahan gelora nafsu yang ada.
Saudaraku, apakah dirimu masih
menganggap jamannya jaman yang normal-normal saja sesuai dengan hati
nuranimu?, ya tentu jawabannya akan berbeda antara satu dengan yang
lainnya, tentu, dan itu bisa dipastikan, karena itulah fitrah
manusia.
Sebagian dari kita ada yang bilang,
“maklumlah jamannya jaman modern, jaman canggih, jika ada orang
lupa waktu hanya kaarena didepan layar monitor itu wajar, karena
memang itulah media yang mereka miliki.”.
jika ada yang mengatakan “mereka mau
jauh-jauh menonton konser dengan biaya yang mahal itu wajar, karena
itu menyenangkan, sedangkan mengaji, dari dulu qurannya itu-itu aja
ga pernah diamandemen jadi bosen”. ya meski sebenarnya mereka tak
tahu sama sekali apa yang ada didalam kitab sucinya.
Orang islam yang mana yang
sehari-harinya baca quran minimal satu juz ?, jangankan baca satu
lembar perharinya, bisa baca aja kagak. Ada yang baca, eh ga tahu
maksudnya, bahasanya bahasa arab, maklum bukan bahasa yang populer di
hati mereka, yang mereka tahu bahasa gaul kan bahasa inggris, ya
nggak sih,!.
Eeeeeeeeettttt...eeeeeeeeeeeeeeeettt.......eeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeet,,,
jangan marah ya, kalau saya ngomong gitu, udah jamannya saudara,
ngomong apa adanya, tanpa tedeng aling-aling, tanpa etika, yang
penting maksud tersampaikan.
Yang lucu lagi, bukan lucu sih,
mungkin lebih pantas disebut, mengenaskan saat kita tahu sebagian
orang islam behenti mengaji saat mulai masuk smp/sederajat, alasannya
klassic banget, disekolah extracurriculler banyak, nggak sempat
ngaji... di desamu anak-anak sma mana yang masih mau ngaji quran atau
kitab?!. Terus anak smp/ sederajatnya gimana? Ngaji nggak?....
padahal kita tahu berapa lama sih jam
pelajaran untuk anak-anak yang sekolah di smp/sma?...
itu baru awalnya, ujung ujungnya, saat
ilmu agama mereka dangkal, sehabis berhubungan suami istri nggak bisa
mandinya, boro-boro bisa, tahu aja nggak,.
Yang istrinya haid, tidak tahu
hukum-hukumnya, masih haidpun di embat aja sama suaminya...
terus gimana sholatnya? Sholatnya
sah gimana? Mandi junub aja belum bisa, apa lagi sesuci yang lainnya.
Ada dari kalian yang sudah bisa
bahasa arab?
Ada dari kalian yang paham maksud dari
al-quran?
Pernahkah kalian menghayati makna yang
terkandung di dalam al-quran?
Seringkah?
Hahahahaha, ada tentu ada, dan tetap
ada, sayang ada satu dari seratus ribu.
Yang menyedihkan saat anak-anak
mereka kecil, sang orang tua tak menginginkan mereka dididik di
pesantren, alasannya klassik banget, di pesantren, setelah lulus mau
jadi apa? Mau kerja apa?. Yang mereka tanamkan di hati putra-putrinya
hanyalah uang, duit, money, cicis, fulus, piti, maupun hepeng!. Yang
jadi pertimbangan utama hanyalah uang, harta, dan jabatan untuk
anaknya kelak, persis seperti yang dipikirkan qarun, namrud maupun
firaun. mereka tidak memikirkan, apa yang akan mereka dapatkan
setelah matinya, syurga kah?, neraka kah? Atau diantara keduanya.?
Yang penting mereka mendapatkan gengsinya dalam kehidupan dunia ini.
apakah mereka tak menginginkan anak
turun mereka mendoakan mereka kelak setelah matinya.
Apakah mereka memikirkan kehidupan
putra-putrinya dalamkeabadian kelak?
Sekarang, umat muslim lagi pada ngapa
yah? Pasti lagi didepan layar!
Hahahahaha ya ialah, masa sholat sambil
buka blog, maupun fb, ngaco nih penulis!
Tapi nyatanya lagi nggak sholat kan?
INTERMEZO BRO, JUST KIDDING!
Sekarang, terserah kalian, mau kalian
apakan agama kalian, bagi para orang tua, anak-anak kalian mau di
jadikan yahudi, nasrani, maupun majusi, atau ateis sekalipun itu
terserah kalian, karena itulah tanggungan kalian,. Kalau ingin
anak-anak kalian mengenal TUHAN YANG ESA, YANG MAHA AGUNG, didik
mereka dengan sungguh-sungguh, jangan hanya di tanamkan dalam hati
mereka dunia, dunia, dan dunia semata. Ajarkan mereka tauhid dan
ajaran syariat yang cukup, jika kalian tak mampu mendidiknya,
serahkan putra-putri kalian untuk dididik di lembaga keagamaan
seperti pesantren, madrasah, maupun sekolah agama lainnya. Jika
tidak, itu adalah tanggungan kalian.
Ada yang ingin saya sampaikan, dulu
1432 tahun lebih yang lalu, rasulullah muhammad saw bersabda, kullu
mauludin yu ladu a'lal fitrah, fainna abawaihi yuhawwidani, au
yunasshirani au yumajjisani.
Artinya?
Setiap anak dilahirkan atas fitrahnya
(dalam keadaan islam), sesungguhnya kedua orang tuanya lah yang
menjadikan dia seorang yahudi, nasrani maupun majusi.
So, apakah kalian ingin menjaga
keturunan kalian dalam fitrahnya? Dalam islam?...
jawabannya terserah anda.
Bahasanya kasar ya? Nggak pantas ya?
Nggak sopan? Terus harus pakai bahasa yang seperti apa? Yang keras
aja nggak pecah, masa nunggu pakai air, nunggu tahun berapa? Setelah
di akhirat,,,
hahahahaha hina, kritik dan ejeklah
tulisan ini sesukamu....
aku suka hinaanmu, kritikanmu,
cacianmu....
nggak harus like di fb...
asal jangan nyumpahin yang jelek-jelek
aja ya,